LINK24NEWS-SIANTAR, CV Tri Prima Nusantara selaku Penyedia pada pembangunan ruang laboratorium komputer beserta perabot di UPTD SD Negeri 122337 Kota Pematangsiantar didapati tidak mengenakan K3.
Bahkan CV Tri Prima Nusantara
yang beralamat di jalan Melati Raya Lk.X No. 10 Blok 09, Helvetia, Medan Helvetia belum mendapatkan persetujuan dari pengawas lapangan untuk pasangan dinding trasram.
Pasangan dinding trasram merupakan dinding plester tahan air yang dibuat dari campuran semen dan pasir untuk diaplikasikan pada dinding batu bata.
Belum adanya persetujuan dari pengawas lapangan dibenarkan Ricky selaku konsultan pengawas. Begitu juga soal K3, pihaknya langsung memerintahkan Penyedia untuk melengkapinya.
Ketika ditanyakan campuran pasangan dinding trasram, dimana dalam spesifikasi menyebutkan 1Pc : 2Ps, konsultan tersebut akan meminta video campuran ke Penyedia.
“Memang belum ada persetujuan untuk pasangan dinding trasram bang. Mengenai campuran juga akan diminta disertai video,” ucap Ricky, Kamis (22/8/2024) seraya menegaskan setiap item pekerja dan material harus mendapatkan persetujuan.
Ketika ditanya apakah Penyedia yang menandatangani kontrak berbeda dengan di lapangan, Ricky mengaku tidak tahu.
“Baru pertama ketemu samaku bang, orang baru,” ucap Ricky saat diminta nomor handphone Penyedia mengaku sedang di rumah sakit.
Begitu juga Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Hotman Parulian Purba ketika dikonfirmasi sedang sakit. Hotman juga menyarankan untuk sementara melakukan konfirmasi ke konsultan pengawas dan nama pemborong.
Sementara saat di lapangan, salah seorang pekerja menentang tas kecil yang sedang duduk-duduk mempertanyakan keberadaan awak media. Ketika ditanyakan siapa pemborongnya, pekerja tersebut mengatakan akan tahu nanti.
Pekerja itu juga malah mempertanyakan apa yang salah pada proyek tersebut dan kedatangan awak media. Namun ketika dibalas bahwa dalam spesifikasi menyebutkan campuran 1:2 untuk pasangan dinding trasram, dan apakah sudah mendapatkan persetujuan dari pengawas lapangan, pekerja itu nyatanya diam.
Pekerja itu juga diduga tidak menyadari pembangunan proyek tersebut berasal dari uang negara dan bukan uang pribadi.
Editor : Franki Siburian
